• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Potensi Bisnis Lokal Warga Natuna, Dari Daun Pandan Jadi Anyaman Tikar Cantik

    Ayaman tikar Serasan Natuna Kepri (Dok deltakepri.co.id)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM -  Kabupaten Natuna di Kepulauan Riau (Kepri), selalu diidentikkan dengan pesona alam yang sangat indah.

    Tapi, tak hanya wisata alam saja yang bisa dinikmati oleh para pengunjung di Kepulauan Natuna. Namun, ada juga kearifan lokal yang menjadi basis ekonomi kerakyatan masyarakat Natuna, yaitu anyaman daun pandan.

    BACA JUGA :

    Kecap Pagoda, Buah Tangan Tradisional Khas Kepri

    Tradisi Malam Tujuh Likur Warnai Bulan Ramadan di Kepri

    Jejak-jejak Penjajahan Belanda di Pulau Boyan Batam

    Pasokan daun pandan yang menjadi hasil alam di Natuna, sangat berlimpah. Tanaman pandan ini, menjadi sebuah anugerah tersendiri yang sangat bernilai bagi masyarakat di Kabupaten Natuna.

    Sejak lama daun pandan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat, untuk membuat berbagai jenis kerajinan, untuk pengisi waktu luang dan juga penambah pendapatan untuk kehidupan sehari -hari.

    Selain menggantungkan hidup dengan menjadi nelayan dan berkebun, penduduk di Natuna juga banyak yang berprofesi sebagai pengrajin kerajinan tikar.

    Terlebih berbagai destinasi wisata di Natuna, selalu didatangi para wisatawan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Ini bisa menjadi alternatif oleh-oleh bagi para wisatawan, yang berkunjung ke Natuna.

    Salah satu wilayah yang banyak memproduksi tikar pandan yakni Serasan. Karena tikar daun pandan, banyak dihasilkan di daerah tersebut, sehingga sering disebut Tikar Serasan.

    Daun yang digunakan sebagai bahan baku tikar Serasan, yaitu pandan berduri dan yang tidak berduri. Daun pandan biasanya didapat dari mencari langsung ke hutan, atau juga mengupah orang untuk mencarinya.

    Awalnya, anyaman tikar Serasan hanya manfaatkan untuk kebutuhan sehari hari, seperti untuk alas tempat tidur, alas untuk duduk, alas memandikan mayat dan sebagainya. 

    Terutama untuk upacara-upacara tradisional, seperti untuk acara pernikahan dan perjamuan tamu. Hal ini seiring dengan makna dan arti yang terkandung dari tikar itu sendiri.

    Seiring berjalannya waktu, penggunaan anyaman tikar Serasan ini juga telah merambah sisi dekorasi, mulai dari paduan furniture dan gaya hidup.

    Kini, hasil produk kerajinan anyaman pandan tidak hanya berupa tikar saja, melainkan juga banyak produk anyaman lainnya.

    Ada beberapa jenis produk yang diolah dari anyaman daun pandan. Seperti, dompet pandan, topi pandan, sajadah pandan, hiasan dinding, sandal bermotif , tempat tissue, tempat hantaran pengantin, sejadah, pandan, bakul pandan dan lainnya.

    Motif anyaman tikar pandan dengan berbagai macam motif dan warna. Ini pun tidak terlepas dari inspirasi budaya khas tikar pandan, yang ditemukan dari nenek moyang masyarakat Natuna itu sendiri.

    Rata rata pengerjaan pembuatan anyaman tikar, paling cepat 2 hari untuk tikar yang bentuk sederhana.

    Sedangkan tikar dengan pola kesulitan, kerumitan dan dimensi luas yang besar serta rumit, membutuhkan waktu pengerjaan 1 minggu hingga 2 bulan lamanya.

    Untuk harga jual tikar Serasan, akan disesuaikan dengan kapasitas produksinya yang bervariasi, seperti halnya waktu pengerjaannya.

    Faktor seperti keindahan motif, ringkat kerumitan pola anyaman, ditambah dengan luas tikar yang bermacam macam membuat harga tikar Serasan bervariasi. Mulai dari harga Rp 7.000 hingga jutaan rupiah.