Pulau Dompak Tanjungpinang, Tempat Bersembunyi Para Perompak ?
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Mendengar kata Pulau Dompak, pasti akan langsung terbesit tentang megahnya Kota Tanjungpinang di Kepulauan Riau (Kepri).
Pulau iniseluas sekitar 995 hektare, berada di arah selatan dari pusat kota dan menjadi pusat pemerintahan di Kepri. Di pulau ini, ada dua buah jembatan, dengan daratan utama Kota Tanjungpinang di Pulau Bintan.
BACA JUGA :
Benteng Bukit Cening, Benteng Perlindungan Kesultanan Lingga dari Belanda
Belajar Toleransi Antaragama dari Klenteng Sun Te Kong di Tanjungpinang
Desa Belibak Anambas, Pulaunya Pangeran Brunei Darussalam Abad ke-17
Di balik megahnya pulau ini, ada tersimpan cerita tentang asal usul nama Dompak. Konon kisahnya, sebelum kemerdekaan RI di tahun 1945, Pulau Dompak menjadi tempat persembunyian para perompak Tionghoa.
Di masal Kerajaan Riau Lingga, Kampung Dompak Lama, para perompak berasal dari sejumlah etnis, yakni Tioanghoa, Bugis, Melayu, Thailand dan ada juga yang Jawa. Ketua perompak adalah etnis Tionghoa.
Pimpinan perompak yang menyediakan peralatan dalam merompak. Wilayah perompakan mereka di Perairan Selat Malaka, termasuk beraksi merampok di daerah kini masuk wilayah Malaysia, Singapura dan Bintan.
Setiap selesai merompak, mereka bersembunyi di Kampung Dompak Seberang Tanjungpinang, yang dulunya belum diberi nama namun sudah dihuni oleh keturunan warga Tionghoa.
Awalnya, namanya disebut Kampung Lombak, yang diberi nama oleh warga keturunan Tionghoa di pulau ini. Nama itu mengandung pengertian kampung para perompak.
Namun, aktivitas mereka ditempat ini tak bisa bertahan lama, karena ditentang pihak Kerajaan Riau Lingga dan mereka dibasmi.
Akhirnya warga melayu asli yang bermukim di sana, mengubah namanya menjadi Kampung Dompak. Artinya tetap sama kampung perompak.
Ada juga cerita yaitu, di wilayah Dompak Seberang tepatnya di Kampung Dompakm Lama menjadi tempat persembunyian para perompak. Mereka adalah Orang Tionghoa, sedangkan penduduk aslinya Orang Melayu Kepri.
Para perompak tidak menetap di sana dan tak menganggu penduduk daerah itu. Tapi para penduduk lokal di Pulau Dompak Tanjungpinang selalu waspada.
Ketika para perompak datang dari jauh, para penduduk langsung memukul gong. Gadis-gadis Melayu di sana, langsung masuk ke rumah, untuk menghindari diganggu para perompak.