Ritual Upacara Tepung Tawar, Tradisi Tolak Bala ala Melayu Natuna
Batam, Melayupedia.com – Beragam tradisi melayu masih dijaga oleh warga Kepulauan Riau (Kepri). Salah satu tradisi kearifan lokal yang terus dilestarikan adalah ritual tepung tawar.
Ritual upacara tepung tawar sendiri, merupakan tradisi warga Kabupaten Natuna Kepri yang merupakan kebudayaan warisan para leluhur.
Para warga Natuna percaya, jika tradisi ini dilakukan untuk menolak bala atau musibah. Biasanya, ritual ini digelar pada saat bayi baru lahir, anak yang menjalankan sunat serta saat prosesi pernikahan.
Nilai-nilai filosofi sarat akan upacara tepung tawar di Natuna tersebut. Hal tersebut juga menggerakkan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, untuk meneliti tradisi lama tersebut.
Dari hasil penelian para mahasiswa di tahun 2018, tradisi melayu Natuna tersebut terdapat berbagai nasihat dan kearifan lokal, yang memiliki makna sangat penting bagi masyarakat Melayu Natuna.
Diungkapkan Ghilman Nafadza Hakim, mahasiswa Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta (2014), prosesi sunat atau sirkumsisi dalam ritual Tepung Tawar, memiliki banyak pantangan yang kemudian memengaruhi penyembuhan luka hasil sunat.
“Beberapa pantangan dalam ritual tepung tawar sunat, jika dilanggar dapat memberikan bala yang bisa menimpa anak yang disunat,” ucapnya.
Dari penelitian mereka, ditemukan korelasi antara kepercayaan terhadap hal gaib masyarakat Natuna. Dengan tinjauan medis terkait pantangan-pantangan dalam ritual Tepung Tawar, yang kemudian berdampak pada kesehatan reproduksi anak.
Meski zaman sudah berubah, namun ritual upacara Tepung Tawar yang masih tetap dilaksanakan oleh masyarakat Melayu Natuna.
“Dan tradisi tersebut menjadi bukti, bahwa peninggalan para leluhur masih melekat dalam kehidupan masyarakat Melayu Natuna,” katanya.
Ritual Tepung Tawar juga, menjadi hal yang sangat penting untuk kehidupan masyarakat Natuna. Yaitu sebagai bentuk ketaatan terhadap leluhur yang memiliki sejarah panjang.