• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Uniknya Rasa Latoh Silong, Sashimi ‘Jepang’ Khas Natuna

    Latoh Silong khas Natuna Kepri (Dok. mynameszawir.blogspot.com)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM – Lautan yang indah, pulau-pulau berjejer, hasil perikanan yang melimpah,  kuliner seafood yang beragam, seperti itulah yang ada di Kabupaten Kepulauan Natuna Kepulauan Riau (Kepri).

    Namun, ada satu lagi yang tidak boleh ketinggalan di Natuna, yaitu Latoh Silong. Apa itu Latoh Silong?

    Latoh Silong merupakan tumbuhan laut, atau yang sering disebut anggur laut. Bentuknya memang seperti rumput, namun menjadi salah satu kuliner khas Natuna.

    BACA JUGA :

    Mi Sagu Anambas, Warna Tak Menggoda Namun Rasanya Jangan Ditanya

    Bingke Kembang, Kue Cantik yang Manis dengan Aroma Sedap

    3 Menu Olahan Seafood ala Bintan Dijamin Bikin Makan Nambah

    Berwarna hijau segar, Latong Silong menjadi santapan dalam bentuk mentah yang biasa dicampur di sambal, atau menjadi lalapan segar.

    Dalam bahasa Natuna, silong artinya memakan makanan secara mentah, memang agak sedikit mirip memang dengan menu sashimi khas Jepang.

    Di Natuna, Latoh di kenal memiliki 2 jenis yang bisa di makan, yaitu Latoh Dees (Caulerpa Racemosa) dalam bahasa Natuna yang artinya Latoh pedas. Ada juga Latoh Miyang (Cauerpa Lentillifera), yang artinya Latoh gatal.

    Masyarakat Natuna lebih menyukai rasa dari Latoh Miyang ketimbang Latoh Dees, karena Latoh Miyang di anggap rasanya tidak terlalu pedas di banding Latoh Dees, dan meskipun di ketahui keduanya memiliki rasa yang pedas.

    Tumbuhan ini sangat unik, selain memiliki biji buah yang kecil-kecil namun rasanya juga segar dan asin gurih.

    Latok Silong juga sangat kaya akan manfaat, Latoh atau bahasa lainnya Caulerpa selain sebagai konsumsi juga digunakan sebagai obat pada beberapa jenis penyakit.

    Hal ini karena Caulerpa mengandung zat antibakteri, antimikroba, antijamur, serta zat bioaktif untuk penyakit tekanan darah tinggi dan tumor. 

    Kandungan klorofil (zat hijau daun) rumput laut ini bersifat antikarsinogenik. Juga kandungan serat, selenium, dan seng yang tinggi pada rumput laut ini bisa mereduksi (mengurangi) estrogen (jenis hormon). Disinyalir bahwa level estrogen yang terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya kanker.

    Namun silong biasa identik dengan makanan dari laut, yang dikonsumsi secara mentah. Untuk cara penyajiannya juga berbeda.

    Latong Silong akan dibersihkan dulu, menggunakan perasan air jeruk dan didiamkan beberapa saat hingga hilang aroma amisnya. Setelah itu dicuci sebentar dan bisa langsung di makan.

    Ada beberapa nama untuk Latoh Silong di negara lain. Banyak negara menamainya dengan sebutan anggur laut atau  kaviar hijau. Namun di Malaysia bagian Sabah, Latoh Silong disebut dengan ‘Latok’ dan ‘Lato’ untuk ejaan di Filiphina.