Subi Kecil dan Tradisi Kebudayaan Melayu yang Kental
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Pulau Natuna di Kepulauan Riau (Kepri), memiliki ratusan pulau-pulau kecil nan indah.
Namun memang ada banyak juga pulau-pulau yang dihuni dan dimanfaatkan masyarakat sekitar.
Salah satunya Subi Kecil, ywbg termasuk dalam gugusan Pulau Natuna Selatan dengan hamparan pasir putih yang cukup luas, dan bebatuan di tepi pantainya.
Sebagian besar lahan ditanami kelapa penduduk, yang mendiami pulau ini.
Secara administratif Subi Kecil terletak di Kecamatan Subi, Kabupaten Natuna yang dihuni 2.402 jiwa.
Pulau yang terletak di Laut Natuna dan berbatasan dengan Malaysia ini, terdapat ibu kota kecamatan.
Daratannya relatif datar, baik di tepi maupun tengah pulau, dengan ketinggian antara 1 – 3 meter di bawah permukaan laut (mdpl).
Pada sisi lain, pulau tumbuh mangrove yang cukup lebat; perairannya berkedalaman antara 1 – 5 meter. Arus perairan relatif berombak. Kecerahan perairan antara 5 - 7 m. Tipe substratnya berbatu.
Secara kultural, masyarakat Subi sebagian besar dari suku Melayu, sebagian kecil lagi pendatang yang telah membaur.
Tuturan masyarakat Subi umumnya berdialek Melayu, dengan beberapa variasi, jika dibandingkan dengan dialek Melayu lain di Kepulauan Riau.
Dibandingkan wilayah lain di Kepri, masyarakat Subi relatif masih menjaga kebudayaan Melayu Kepulauan Riau.
Misalnya masih menggelar upacara kultural-religius, yang berkaitan dengan siklus kehidupan, seperti kelahiran, pernikahan, panen hasil laut, peluncuran kapal. Hampir seratus persen masyarakat Subi beragama Islam.
Namun sayangnya, transportasi menjadi salah satu kendala utama baik untuk menjangkau maupun ke luar dari pulau ini.
Hanya ada kapal perintis yang singgah di pulau ini, itu pun hanya setiap 12-14 hari sekali.
Kapal perintis tersebut singgah di setiap pulau utama, di Kepulauan Natuna. Karena luasnya daerah pasang-surut di sekitar pulau, kapal harus melego jangkar di sekian mil laut dari garis pantai.
Lalu penumpang dan barang merapat dengan kapal motor yang lebih kecil.
Modal transportasi andalan masyarakat Subi, baik Subi Kecil maupun Subi Besar, adalah kapal motor, yang disebut pompong.
Moda ini dimiliki ataupun diusahakan secara swadaya oleh masyarakat setempat untuk menjangkau daerah-daerah lain.
Dengan pompong, masyarakat Subi dapat bepergian ke Ranai, Ibukota Kabupaten Natuna, selama 7 jam ke Pulau Serasan, selama 3 jam; dan ke Pontianak, selama 22 jam.
Waktu tempuh itu dapat dicapai dengan syarat: cuaca relatif cerah, tinggi ombak yang tidak begitu berarti, serta kecepatan normal antara 12 - 14 knot.
Untuk mencapai Tanjung Pinang, ibu kota provinsi, perjalanan dengan kapal laut dapat ditempuh dengan rute Subi Kecil-Ranai-Tanjung Pinang. Total waktu pelayaran hampir 3 hari.