• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Gegara Sanksi Rusia, FIFA Kembali Diserang karena Tak Hukum Israel

    Foto: AFP/OZAN KOSE.

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - FIFA kembali mendapat serangan setelah dianggap menerapkan standar ganda dengan menghukum Rusia karena invasi ke Ukraina, tapi tidak memberi sanksi kepada Israel terkait serangan ke Palestina.

    Keputusan FIFA memberi hukuman kepada Rusia karena invasi ke Ukraina menimbulkan pro-kontra. Sejumlah pihak menganggap FIFA menerapkan standar ganda karena tidak memberi hukuman kepada Israel yang sudah bertahun-tahun menyerang Palestina.

    Komentator sepak bola asal Tunisia, Issam Shawali, tidak bisa menyembunyikan kemarahan terhadap FIFA. Shawali mengkritik standar ganda FIFA, yang menimbulkan larangan simpati dan solidaritas terhadap perjuangan Palestina, tapi memberi simpati terkait invasi ke Ukraina.

    "Mereka (FIFA) mengatakan politik tidak bisa sejalan dengan olahraga, tetapi kenyataannya keduanya adalah dua sisi dari mata uang yang sama. Skala yang tidak seimbang memungkinkan apa yang mereka inginkan dan mencegah apa yang mereka benci," ujar Shawali dikutip dari Wafa.

    BACA JUGA:

    Persik Kediri Tunjuk Gading Marten Jadi Presiden Baru Klub

    Rusia Serang Ukraina, Spartak Moskow Didepak dari Liga Europa

    Serangan terhadap FIFA juga diungkap pengamat sepak bola asal Aljazair, Hafid Derradji, yang mengatakan sikap FIFA tidak akan meredupkan dukungan terhadap Palestina.

    "Mereka (FIFA) meminta kami untuk tidak mencampuradukkan politik dengan olahraga ketika kami berbicara tentang Palestina. Tapi hal itu tidak akan menghalangi kami, dan seharusnya memotivasi kami untuk terus mengatakan yang sebenarnya," ucap Derradji.

    FIFA mendapat kritikan keras karena memberi hukuman berat kepada Rusia menyusul invasi ke Ukraina. Tidak hanya dilarang tampil di Piala Dunia 2022, seluruh tim putra, putri, dan klub Rusia tidak boleh tampil di kompetisi FIFA dan UEFA hingga waktu tidak ditentukan.

    Kritikan itu muncul karena FIFA dianggap menerapkan standar ganda, menutup mata terhadap serangan yang dilancarkan Israel terhadap Palestina.