Warga Jangan Cemas, Dinas PU Jamin Bangunan JPO di Karimun Kokoh
KARIMUN, MELAYUPEDIA.COM - Masyarakat mencemaskan bangunan Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) di Kolong, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau (Kepri). Hal itu dikarenakan ada renggangan antara bangunan tangga dan bangunan inti.
Rengganggan yang tampak jelas itu menjadikan perbincangan hangat di tengah masyarakat, dan juga viral di media sosial. Banyak masyarakat yang meragukan bangunan JPO tersebut dan dapat membahayakan.
Masyarakat melihat ada pada satu sisi bangunan yang renggang. Yaitu, antara bangunan utama dengan tangga naik. MELAYUPEDIA.COM mencoba untuk memastikan mengenai bangunan JPO yang membuat resah masyarakat tersebut ke Dinas Pekerjaan Umum (PU) Karimun.
Sub Koordinator Reservasi Jalan dan Jembatan di Dinas PU Karimun, Agus Susanto menyebut bahwa JPO itu dipastikan aman, kokoh dan sesuai prosedur.
BACA JUGA:
Warga Minta Feri Daik Lingga-TPI Singgahi Senayang, Begini Respon PT Pelabuhan Kepri
Positif Covid-19, 11 Warga Karimun Jalani Karantina di GOR Badang Perkasa
Dikatakannya, isu-isu di media sosial yang menyebut JPO berpotensi ambruk lantaran adanya kerenggangan antara sisi tangga dan jembatan utama tidaklah benar. Pasalnya, antara bangunan inti dengan sisi bangian tangga memang dibangun secara terpisah, atau dengan istilah dilatasi bangunan.
"Isu yang beredar di media sosial soal JPO itu keliru, sisi bangunan memang sengaja terpisah yang disebut dengan sistem dilatasi bangunan," kata Agus kepada MELAYUPEDIA.COM di kantornya, Senin (7/3/2022).
Ia menjelaskan, sistem dilatasi bangunan adalah pemutusan struktur yang sengaja dilakukan untuk bangunan yang panjang.
Tujuannya adalah agar nantinya bangunan tidak akan terdampak apabila terjadi keretakan atau putusnya sistem struktur akibat beban pada bangunan yang berpotensi benturan seperti pergeseran tanah atau gempa bumi.
"Dengan menggunakan dilatasi sebagai jarak antar bangunan, maka benturan tidak terjadi bila terjadi gempa atau pergeseran tanah," ucapnya.
Namun, adanya celah atau renggangan yang terlihat di JPO yang dibangun di Karimun, karena tidak rapinya pengerjaan proyek tersebut.
"Sekali lagi saya katakan, bahwa jembatan itu sangat kokoh dan kuat," ujarnya.
Agus juga memaklumi timbulnya kekhawatiran masyarakat, ketika melihat adanya jarak antara sisi tangga dan jembatan utama tersebut. Untuk di sisi renggangan atau dilatasi yang sengaja dibuat itu nantinya akan diberi bantalan.
Dengan begitu, Agus berharap masyarakat kini tak perlu lagi khawatir terhadap pembangunan JPO pertama di Kabupaten Karimun tersebut.
"Pembangunan jembatan masih berjalan, sehingga masyarakat kami harapkan tidak perlu khawatir soal keamanan JPO ini, bangunan jembatan sangat kokoh untuk digunakan masyarakat," katanya.
Diketahui, pembangunan JPO tahap awal itu sendiri menelan biaya sekitar Rp2,2 miliar yang bersumber dari APBD murni Kabupaten Karimun tahun anggaran 2021.
Dimana, dari sisi Kantor Imigrasi sampai Toko Buku Salemba kurang lebih panjang JPO mencapai 22 meter, dengan ketinggian dari aspal 5,2 meter dengan konstruksi beton precast PCI grider.
JPO pertama tersebut rencananya akan dijadikan sebagai ikon baru Kabupaten Karimun. Sementara untuk tahap kedua atau penyelesaian JPO seperti membangun atap dan fasilitas pendukung direncanakan juga akan dilakukan pada tahun ini.