• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    3 Kebiasaan Suku Hutan di Batam Buat Keberadaannya Nyaris Punah

    Suku Hutan di Batam (Digstraksi)

    Batam, Melayupedia.com – Kota Batam di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), menjadi salah satu daerah industri terbesar di Indonesia. Berdekatan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapore, membuat perkembangan teknologi pun tak terbendung.

    Sebelum berkembang pesat, Kota Batam Kepri dulunya banyak dihuni oleh suku pedalaman asli, yaitu Suku Hutan. Namun di tengah kemajuan zaman, keberadaan suku asli Kepri tersebut semakin terpinggirkan hingga nyaris punah.

    Sekitar tahun 1970-an, ada 70 Kepala Keluarga (KK) atau 150 jiwa suku hutan, yang mendiami pulau Rempang di Batam. Namun kini, diperkirakan jumlahnya hanya 13 jiwa dari 8 kepala keluarga pada tahun 2008.

    Ada beberapa tradisi yang membuat keberadaan Suku Hutan tersebut nyaris punah di Batam Kepri.

    1. Cara Bertahan Hidup

    Di dalam hutan, mereka tinggal di rumah kayu yang dibangun beratapkan daun jerami.  Suku Hutan juga bertahan hidup dari hasil pertanian sederhana, berburu hewan liar hingga menangkap ikan di sungai.

    Kehidupan mereka di dalam hutan, membuat anggota Suku Hutan tak terbiasa berinteraksi dengan orang di luar komunalnya. 

    2. Gemar Minum Tuak

    Mereka juga gemar minum tuak, sehingga menyebabkan mereka jatuh sakit dan meninggal dunia. Karena mereka membatasi hubungan dengan dunia luar, akhirnya mereka kesulitan untuk mendapati pelayanan kesehatan.

    Satu persatu anggota Suku Hutan pun meninggal dunia, tanpa adanya penanganan medis secara serius. Ini juga yang menyebabkan populasi mereka semakin menipis.

    3. Berpindah Tempat

    Namun Suku Hutan tidak semuanya menarik diri, dari kehidupan sosial dengan masyarakat diluar hutan. Karena sudah banyak pula anggota suku Hutan, yang keluar dari hutan untuk hidup membaur dengan masyarakat di luar hutan.

    Perpindahan Suku Hutan ke luar daerahnya, membuat populasi mereka semakin berkurang. Sehingga keberadaan Suku Hutan di tempat mereka berasal hampir punah.