• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Legenda-Legenda yang Menyelimuti Patahnya Puncak Gunung Daik (3/END)

    Gunung Daik di Kabupaten Lingga Kepri (Dok. Kumparan.com)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM – Gunung Daik yang menjadi lambang Kabupaten Lingga Kepulauan Riau (Kepri), mempunyai banyak legenda yang mewarnai ceritanya.

    Mulai dari legenda Datuk Kaya Kuning, hingga legenda Sultan Mun atau Raja Indragiri yang ke-19. Di mana, kedua tokoh tersebut disangkutpautkan dengan patahnya puncak ketiga di Gunung Daik tersebut, yang kini hanya bersisa dua puncak saja.

    BACA JUGA :

    Legenda-Legenda yang Menyelimuti Patahnya Puncak Gunung Daik (1)

    Legenda-Legenda yang Menyelimuti Patahnya Puncak Gunung Daik (2)

    Anambas, Pulau Tropis Terindah Tempat Habitat Hidup Ikan Napoleon

    Namun ada juga legenda lainnya, yaitu berkaitan dengan pertanda kematian Datu Kaya Montel yang tinggal di Pulau Lingga.

    Pada suatu hari, Datuk Kaya Montel penguasa Lingga dan juga menjadi raja Orang Laut, sakit keras. Orang Laut yang mendengar Datuk Kata Montel sakit keras, datang berhimpun ke pulau Mepar. 

    Sebelum meninggal dunia, Orang Laut mendapatkan pesan dari Datuk Kaya Montel, jika terjadi suatu hal yang aneh dan menggemparka di pulau Lingga, itu artinya petanda bahwa dirinya telah meninggal dunia.

    Setelah mendengar wasiat dari Datuk Kaya Montel, seluruh Orang Laut kembali ke tempat masing-masing untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.

    Kondisi Datuk Kaya Montel belum juga membaik. Pada suatu hari, tiba-tiba terdengar suara gumuruh yang dahsyat di atas puncak gunung Daik hingga sampai ke laut.

    Orang Laut terkejut mendengar suara bergemuruh gunung, pagi harinya mereka melihat satu diantara puncak gunung telah patah. Di tengah laut muncul pulau baru yang berasal dari patahan puncak gunung.

    Orang Laut yang teringat dengan wasiat Datuk Kaya Montel dan mereka sangat bersedih hati. Patahnya salah satu puncak gunung Daik, sebagai tanda alam telah wafatnya Datuk Kaya Montel di pulau Mepar.

    Orang Laut yang teringat wasiat dari Datuk Kaya Montel datang kembali beramai-ramai mengunjungi pulau Mepar untuk menyampai duka cita.  Ada makna dibalik cerita rakyat patahnya gunung Daik, yakni tentang manusia wajib menepati janji.