Omicron Masuk ke Batam, ASN Dilarang ke Luar Kota
BATAM, MELAYUPEDIA.COM – Kasus positif COVID-19 di Kota Batam Kepulauan Riau (Kepri), kembali meningkat. Bahkan dalam satu harinya, ada 72 orang yang terpapar COVID-19, dari total 269 orang per tanggal 9 Februari 2022 lalu.
Tak hanya kasus positif COVID-19 yang meningkat, varian COVID-19 Omicron juga sudah masuk ke Kota Batam Kepri.
Untuk itu, Wali Kota (Wako) Batam Muhammad Rudi meminta warganya untuk lebih memperketat penerapan protokol kesehatan (prokes).
BACA JUGA:
Satbinmas Polres Lingga Turun ke Jalan Imbau Penerapan Prokes 5M
Wajib Tahu! Ini 21 Layanan Kesehatan yang Tidak Ditanggung BPJS
Ada Masker Khusus Hidung untuk Cegah Penularan COVID-19 di Korsel
“Transmisi lokal saat ini memang mengalami kenaikan. Sudah lebih dari 200 kasus aktif, saya sudah ingatkan dan meminta sekali tolong masker, masker dan masker jangan dilepas. Ini sangat penting. Guna mengurangi paparan virus Covid-19,” katanya, Kamis (10/2/2022).
Saat ini, lanjut Rudi, semua pasien yang memiliki gejala ringan juga wajib dirawat di rumah sakit. Tidak ada pasien yang Isolasi Mandiri (Isoman).
Wako Batam menegaskan, para Aparatur Sipil Negara (ASN) kini dilarang ke luar kota, guna meminimalisir adanya virus dari luar kota.
Serta, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Batam, masih pada level 1. Namun tetap harus diperhatikan, bahwa prokes harus diperketat lagi.
Di samping itu, kegiatan masyarakat yang berusaha, pertemuan, hajatan, dan ibadah masih diperbolehkan dengan kapasitas 75 persen saja.
"Sementara ini biar begini saja dulu. Semua jalan seperti biasa, dan saya sudah perintahkan Satpol PP baik di tingkat kelurahan, kecamatan maupun kota untuk turun dan melakukan razia protkes," ungkapnya.
Dia juga tidak mau mengambil kebijakan, yang membuat keraguan di masyarakat. Untuk saat ini langkah preventif pencegahan penyebaran COVID-19 masih diutamakan.
"Saya tidak ingin masyarakat berpikir pemerintah tidak punya kepastian. Anak-anak memang penting untuk dilindungi, makanya saya ingin melihat dulu perkembangan kasus. Kalau memang dibutuhkan untuk belajar daring, nanti akan diputuskan," katanya.