• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Legenda-Legenda yang Menyelimuti Patahnya Puncak Gunung Daik (1)

    Gunung Daik di Kabupaten Lingga Kepri (Dok. www.linggakab.go.id)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Pulau Lingga di Kabupaten Lingga Kepulauan Riau (Kepri), mempunyai gunung yang terkenal di alam Melayu yakni Gunung Daik.

    Gunung yang tingginya sekitar 1.165 mdpl tersbeut, sangat dihormati oleh sebagian orang Melayu. Karena mereka percaya, Gunung Daik menjadi tempat kediaman orang bunian.

    BACA JUGA :

    Istana Damnah dan Puing-Puing Kekuasaan Kerajaan Riau-Lingga

    Perairan Batu Berantai, dari Legenda Bocah Bijak Hingga Pantangan Maut

    Gajah Mina, Legenda Hewan Laut yang Dipercaya Hidup di Perairan Natuna

    Sebagai lambing daerah Kabupaten Lingga, Gunung Daik juga menginspirasi Haji Ibrahim Orang Kaya Muda dan H Von de Wall, dalam menciptakan pantun khas Melayu Lingga, yang  W Bruining di Batavia than 1877.

    Gunung Daik sendiri mempunyai tiga puncak yang bercabang tiga. Menurut cerita rakyat, yang berasal dari cerita Orang Kaya Cening yang bernama Abdul Manan. Dikisahkan di setiap cabang mempunyai nama tersendiri.

    Cabang yang sebelah kanan paling besar, bernama Gunung Lingga, dan di tengah-tengah tegak runcing disebut dengan pejantan.

    Di bagian paling kiri yang pendek, bernama Cindai Menangis. Dalam legenda yang hidup di tengah masyarakat Lingga, cabang Cindai Menangis pendek, akibat patah dan jatuh ke laut.

    Dan itulah yang menjadi Pulau Pandan, yang terletak di sebelah barat pulau Lingga. Pulau Pandan sebuah pulau kecil yang tidak berpenghuni.


    Datuk Kaya Kuning

    Ada legenda yang menyelimuti patahnya Gunung Daik. Konon, pertarungan Datuk Kaya Kuning dengan Mak Yah, seorang wanita penguasa Lingga yang menjadi raja Orang Laut Lingga, yang akhirnya membuat patahnya Gunung Daik.

    Pertarungan dilakukan untuk adu kesaktian masing-masing, yaitu mematahkan satu di antara puncak cabang Gunung Daik.

    Namun sebelum bertarung, Datuk Kaya Kuning dan Mak Yah berjanji, jika Mak Yah kalah dia akan menyerahkan kekuasaan kepada Datuk Kaya Kuning.

    Dalam adu kesaktian, Mak Yah yang pertama mematahkan puncak gunung. Namun walau pun telah berupaya mengeluarkan seluruh kesaktiannya, tapi usahanya gagal. Dia pun akhirnya menyerah.

    Datuk Kaya Kuning juga menguji kesaktiannya mematahkan puncak gunung. Dia yang dikenal sakti, mampu mematahkan satu di antara puncak gunung.

    Patahan puncak gunung yang patah berguling ke bawah dan jatuh ke laut itulah, yang menjadi sebuah pulau yang diberi nama Pulau Pandan.

    Melihat kesaktian Datuk Kaya Kuning, akhirnya Mak Yah mengaku kalah. Setelah menerima kekalahan, Mak Yah mengakui tunduk terhadap Datuk Kaya Kuning.

    Mak Yah  menyerahkan kekuasaanya kepada Datuk Kaya Kuning, untuk menjadi raja di seluruh Lingga memerintahkan Orang Laut.

    Baca Selanjutnya : Pertapaan Raja Inderagiri