Bahas PMI Ilegal, KKPPMP Kepri: Presiden Jangan Diam Saja
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Insiden tenggelamnya speedboat yang membawa penumpang Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal di perairan Johor Malaysia, disoroti oleh Komisi Keadilan Perdamaian Pastoral Migran dan Perantau (KKPPMP) Kepulauan Riau (Kepri).
Musibah yang terjadi pada hari Jumat (14/1/2022) lalu, mengakibatkan banyak penumpang yang tenggelam dan akhirnya meninggal dunia.
Ketua KKPPMP Kepri, Romo Chrisanctus Paschalis Saturnus pun berang. Ia mengatakan pemerintah terkesan tutup mata atas peristiwa memilukan itu.
"Presiden jangan diam saja. Itu rakyat Indonesia. Jangan setengah hati memberikan perlindungan pada para PMI," katanya, Senin (17/1/2022).
Dari kejadian itu, dapat disimpulkan bahwa pemerintah lalai dalam menangani persoalan human trafficking.
Dia menilai, harusnya yang bersangkutan dapat memberikan perlindungan kepada rakyatnya, bukan malah sebaliknya.
Romo Paschal juga mempertanyakan kinerja pemerintah, dalam menangani kasus kemanusiaan tersebut.
"Ini memang menunjukkan bobroknya pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap para PMI kita. Sebenarnya serius gak pemerintah ngurusi kasus kemanusiaan ini?," ujar aktivis HAM itu.
Pemerintah harus tanggungjawab atas kasus-kasus human trafficking yang terjadi. Tercorengnya kemanusiaan juga membuat spekulasi, bahwa ada sejumlah oknum yang bermain di dalamnya.
"Pemerintah yang harus tanggung jawab. Ini nyawa orang dan kemanusiaan yang tercoreng. Pemerintah kan punya banyak kelengkapan, punya BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) punya aparat di laut, darat dan udara mereka ini kerjanya patut dipertanyakan," kata Romo.
Dia juga mengkritik para wakil rakyat yang terkesan tutup mulut. Tak ada kebijakan strategis, dalam penyelesaian masalah perdagangan manusia itu.
"DPR juga jangan diam saja. Buatlah kebijakan yang menyeluruh. Jangan setengah hati dan anggap ini persoalan biasa. Ini masalah nyawa. Anak bangsa sendiri mati karena negara lalai melindungi warganya. Kalian punya hati gak?," katanya.