Tradisi Manolam, Syair yang Dinyanyikan Tanpa Alat Musik
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Kabupaten Kampar di Provinsi Riau, ternyata punya tradisi lisan yang cukup banyak, salah satunya adalah Nolam.
Nolam atau Manolam adalah budaya tradisi sastra lisan yang dilakukan masyarakat Kampar. Tradisi ini berbentuk syair-syair yang dinyanyikan tanpa menggunakan alat musik.
Irama menyanyikannya sangat khas, layaknya membaca syair yang dilakukan menggunakan bahasa daerah Kampar.
BACA JUGA:
Ada Aura Mistis di Villa Kosong di Pantai Ini
Situs Rumah Kabel di Bengkalis, Kini Tinggal Puing Berlumut
Begini Asal-Usul Bagansiapi-Api, Berkaitan dengan Etnis Tionghoa
Tradisi Manolam ini biasanya dilakukan oleh ibu-ibu di sebuah kampung kecil, bernama Padang Danau, Dusun Pulau Sialang, Desa Rumbio, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar Riau. Cara menyanyikannya bisa dalam bentuk kelompok maupun tunggal.
Isi dari syair-syair tersebut adalah petuah yang berisi pesan-pesan keagamaan. Pesan Islam yang sangat kuat tersurat, dalam syair-syair yang dibacakan.
Selain pesan keagamaan, Nolam juga mengandung petuah-petuah moral, nasihat dan ungkapan-ungkapan bijak yang kaya dengan pesan-pesan.
Layaknya membaca barjanji, tradisi Nolam ini biasanya juga dibacakan di acara-acara keagamaan seperti peringatan Isra Mi’raj, hari-hari besar Islam dan sebagainya.
Beberapa orang ibu-ibu membentuk kelompok dan menyanyikan syair-syair manolam tanpa diiringi alat musik.
Bahasa Ocu yang khas terdengar dari kalimat-kalimat syair yang dibacakan. Dahulu tradisi ini begitu banyak digemari warga. Ada banyak kelompok Nolam, yang terbentuk dan diminati masyarakat.
Namun, seiring perkembangan waktu dan tradisi modern, Nolam sebagai Budaya Tradisi Kampar mulai ditinggalkan oleh generasi muda.