• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Berwisata ke Desa Bokor, Miliki 4 Dusun Buah Hingga Hutan Mangrove

    Berwisata di Desa Bokor di Kabupaten Meranti Riau (Dok. Riau24.com)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Desa Bokor di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau ternyata memiliki kawasan hutan bakau atau mangrove yang masih hijau memesona lho!

    Hutan bakau di Desa Bokor seluas 390 hektar. Dan di kawasan ekowisata mangrove sendiri, hanya sekitar 10 hektare.

    Desa  wisata Bokor memiliki 4 dusun yaitu Dusun durian, Dusun cempedak, Dusun manggis dan Dusun kelapa. Lokasinya berada di tepi sungai Bokor yang  mengalir dari tengah Pulau Rangsang menuju Selat Hitam.

    Wisata Kunang-kunang

    Jika ke desa tersebut, tak hanya menyusuri hutan mangrove yang bisa dilakukan. Di sana, wisatawan juga bisa menikmati berbagai wisata yang ada.

    Saat sampai di desa ini, kita akan disambut puluhan kera ekor panjang melompat-lompat bergelayutan memijak ranting pohon bakau.

    Suaranya memekik keras saling bersautan  sambil mendekati tamu yang datang. Meski tidak ganas, namun tetap berhati-hatilah dengan barang bawaan.

    Berjalan  melintasi hutan mangrove dengan berjalan kaki di atas joging trek, yang dibuat menggunakan kayu meranti sepanjang 360 meter. Membelah rimbunnya pepohonan menuju menara pandang.

    Setibanya  di menara pandang yang memiliki tinggi 9 meter, hamparan luas hutan bakau itu semakin menghijaukan  mata.

    Ada pula beberapa burung punai dan elang, terbang melintas  seakan turut menyambut tamu datang.

    Setelah  puas mengunjungi kawasan wisata mangrove, wisatawan bisa menuju ke perkampungan warga.

    Pemandangan rumah warga dengan arsitektur khas Melayu menjadi ciri khas di desa tersebut.

    Selain bisa mengunjungi ekowisata bakau dan jelajah kampung,  para pelancong juga bisa menjajal wisata lainya.

    Seperti telusur sungai  bokot, wisata melihat kunang-kunang pada malam hari, memancing ikan  sambil mencari kerang dan menjala udang.

    Bahkan ada juga atraksi lari di atas tual sagu, permainan gasing, mencicipi kuliner lokal dan melihat hasil kerajinan tangan warga desa.