• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Di Pangkalpinang, Ada Kompleks Pemakaman Tionghoa Terbesar se-Asia Tenggara

    Kompleks Pemakaman Sentosa, pemakaman etnis Tionghoa terbesar se-Asia Tenggara (Dok. wonderful.pangkalpinangkota.go.id)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Kompleks pemakaman Tionghoa di Pangkalpinang, ada di Jalan Soekarno Hatta Kepulauan Riau (Kepri), yang bernama Kompleks Pemakaman Sentosa namanya.

    Bayangkan, luas pemakaman ini sekitar 19,9 hektar lho. Dibangun pada tahun 1935, pemakaman ini diperkirakan yang pertama kali ada di kota ini.

    Sampai saat ini, sudah ada sekitar 12.000-an makam yang ada di sana. Yang tertua adalah makam keluarga Boen Sun Yat Sen, yang diperkirakan dimakamkan di tahun 1915 silam.

    Makam warga Tionghoa tersebut, dibangun dalam bentuk dan arsitektur yang unik dan menarik. Serta dihiasi dengan tulisan aksara Cina yang indah. Sangat jelas sekali, pemakaman tersebut menunjukan status sosial ekonomi orang yang dimakamkan.

    BACA JUGA:

     

    Di Pemakaman Belanda Kerkhof, Ada 10 Makam Orang Jepang, Kok Bisa?

    Istana Kota Lama, Kemegahan Kerajaan Johor yang Kini Ditinggalkan

    Ada Cerita Mistis di Wisata Lubang Kolam di Riau

    Makam umumnya dibangun pada lokasi perbukitan. Hal tersebut menunjukkan penghargaan dan penghormatan yang tinggi orang Tionghoa, terhadap leluhur dan nenek moyangnya.

    Diketahui, tanah perkuburan Sentosa tersebut merupakan sumbangan dari marga Boen. Ini tercatat di tugu pendiri makam, yang dibangun tahun 1935.

    Pemakaman tersebut didirikan oleh empat orang, yaitu Yap Fo Sun di tahun 1972, Chin A Heuw di Tahun 1950, Yap Ten Thiam tahun di 1944 dan Lim Sui Cian.

    Karena luasannya, kompleks pemakaman Sentosa tercatat sebagai pemakaman etnis Tionghoa terbesar se-Asia Tenggara.

    Pemakaman tersebut juga dinilai sangat unik dan menarik, dengan arsitektur yang berbeda-beda pada tiap makam.

    Bahkan, ada makam yang dibangun dengan batu granit seharga Rp 500 jutaan. Dari seluruh makam tersebut, ada dua makam yang beragama Islam.

    Setiap tahunnya, digelar tradisi Sembahyang Kubur (Ceng Beng atau Qing Ming). Seluruh keluarga yang ada di perantauan, pulang untuk sembahyang.

    Mereka memberikan penghormatan terhadap para leluhurnya. Puncak pelaksanaan Ceng Beng, dilaksanakan pada tiap 5 April setiap tahunnya.