• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Istana Kota Lama, Kemegahan Kerajaan Johor yang Kini Ditinggalkan

    Pintu masuk Istana Kota Lama (IST)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Kejayaan Kerajaan Johor yang tercermin dari Istana Kota Lama atau Kota Rebah sepertinya sudah tak tampak lagi kemegahannya. Istana yang konon dahulu sangat besar, kini hanya menyisakan tembok-tembok yang hampir runtuh.

    Istana Kota Rebah letaknya di Benteng Kota Tinggi, atau lebih dikenal Bukit Galang, Batu 8 Atas, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kepulauan Riau (Kepri).

    Diyakini, kawasan tersebut mulai dibuka pada tahun 1673. Kala Raja Ibrahim yang bergelar Sultan Ibrahamsyah III, menjadi Sultan Johor ke-8. Dia memerintahkan Laksmana Tun Abduljamil, untuk membuka kawasan Hulu Riau.

    BACA JUGA:

    Masjid Megah Kuantan Singingi yang Mengadopsi Gaya Timur Tengah

    Sungai Gulamo, Geopark Alami di Kampar Riau

    Di Pemakaman Belanda Kerkhof, Ada 10 Makam Orang Jepang, Kok Bisa?

    Kawasan itu terus dikembangkan, hingga pada tahun 1719. Sultan Abduljalil Rahmatsyah yang merupakan Sultan Johor ke-11, yang memindahkan ibu kota kerajaan dari Johor ke Hulu Riau.

    Kala itu, berdiri istana megah di Hulu Riau. Pusat kerajaan yang baru itu, berkembang pesat. Hingga pada 1787 Sultan Mahmudsyah III, memindahkan ibu kota ke Lingga.

    Kini, tak banyak yang tersisa dari kemegahan tersebut. Hanya ada beberapa bagian tembok saja, yang masih berdiri. Itu pun disanggah oleh besi, agar tak ikut runtuh. Apalagi sebagian besar tembok yang tersisa, telah dirambati tanaman.

    Bahkan ada pohon yang telah menyatu dengan tembok tersebut. Sedangkan yang lain sudah rubuh terlebih dahulu.  Sebagian lainnya, hilang tak bersisa. Tak ada yang dapat memastikan, seperti apa kawasan itu pada masa jayanya.

    Selain reruntuhan Istana Kota Lama, di sana juga berdiri beberapa makam. Termasuk makam yang Dipertuan Muda Raja Riau I Daeng Marewa, Yang Dipertuan Muda II Daeng Celak dan Yang Dipertuan Muda III Daeng Kemboja.

    Sayangnya, hingga kini cagar budaya tersebut makin tak terawat. Jangankan pengunjung, warga dan peziarah pun sudah sangat jarang datang ke kawasan tersebut.