Pulau Lingga, Pusat Kerajaan Besar Ratusan Tahun Lalu
BATAM, MELAYUPEDIA.COM – Pulau Lingga di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), merupakan salah satu kabupaten yang terletak antara Pulau Singkep dan Pulau Senayang, Kepulauan Riau.
Ternyata Pulau Lingga dulunya menjadi pusat Kerajaan Lingga-Riau dan pernah mencapai kejayaannya ratusan tahun silam.
Saat ini, Pulau Lingga menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau. Daik Lingga sebagai ibu kotanya.
BACA JUGA :
Sejarah Masjid Raya Sultan Riau Penyengat Berbahan ‘Semen’ Putih Telur
Tasik Puteri Pepuyu, Legenda Dara Suci dan Raja yang Kejam
Berdiri di Batu Lepe Anambas, Sejauh Mata Memandang ke 3 Negara
Meskipun belum jelas secara resmi dari mana asal usul nama Pulau Lingga, ada dua versi yang berkembang di masyarakat tentang asal mula penyebutan nama Lingga.
Dikutip dari buku yang berjudul ‘Daik Selayang Pandang’ yang diterbitkan oleh Dinas Pariwisata (Dispar) Daerah Tingkat II Kepri dan Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjungpinang, yang di dalamnya memuat penjelasan W.P. Groeneveledt.
Dalam bukunya berjudul ‘History Notes on Indonesian and Malay’, menyebutkan bahwa nama Lingga berasal dari kata Ling yang berarti Naga dan Ge yang berarti Gigi.
Pengertian tersebut tidak jauh berbeda dengan nama, yang diberikan oleh para perantau Tiongkok China. Menurut para perantau Tiongkok China, sebelum mereka sampai di Daik, mereka melihat sebuah gunung (Gunung Daik).
Yang mana bentuk puncaknya seperti Gigi Naga atau Tanduk Naga yang bercabang dua. Konon dahulu bercabang tiga, yang mereka sebut Lengge.
Istilah Lingga juga berkaitan dalam pengertian keagamaan agama Hindu, dikarenakan Gunung Daik bercabang tiga. Salah satu puncak gunung menyerupai lambang phallus (kelamin laki-laki).
Dalam sejarah Johor, nama Lingga muncul selepas Kerajaan Melayu Melaka jatuh di tangan Portugis. Kejatuhan Melaka memberi kesempatan kepada Johor, mewarisi semua legasi yang ditinggalkan.
Sepanjang waktu itu, Lingga khususnya Daik pernah dua kali jadi pusat pemerintahan. Setelah Kerajaan Johor-Riau dipecah menjadi dua yaitu Kerajaan johor dan Kerajaan Riau Lingga pada tahun 1824.
Pada mulanya daerah Lingga dan sekitarnya, didiami oleh Orang Suku Laut, dengan dipimpin oleh kepala sukunya yang disebut Batin.
Di akhir abad ke-18, datang Datuk Mata Kuning yang merupakan putra dari Datuk Mata Merah yang berasal dari Pangkalan Lama Jambi datang ke Lingga.
Selama beberapa tahun Datuk Mata Kuning, memegang kekuasaan di wilayah Lingga dengan gelar Datuk Megat Kuning.
Pada tahun 1787, Sultan Mahmud Syah III atau Yang Dipertuan Besar Johor-Pahang-Riau-Lingga ke XVI, memindahkan pusat Kerajaan Johor-Riau dari Hulu Riau Bintan.
Dia membawa sebanyak 200 kapal perahu layar, pindah ke Daik Lingga dan tempat kedudukan Yamtuan Muda. Yang juga dipindahkan dari Hulu Riau Bintan ke Pulau Penyengat, pada tahun yang sama.
Sejak saat itu Datuk Megat Kuning menyatakan sebagai hamba Sultan mahmud Syah III. Datuk Megat Kuning pun diangkat menjadi Orang Kaya Temenggung, yang bertugas menjaga keamanan perairan Lingga dan bertempat tinggal di pulau Mepar.