Operasi Cocor Merah 5 Januari 1949, Kisah Kelam Pembantaian di Riau
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Di Indragiri Hulu Riau tanggal 5 Januari 1949, memiliki catatan sejarah tersendiri. Karena di tanggal itu, ribuan masyarakat Riau dibantai secara keji oleh pasukan KNIL, yang dibentuk oleh Belanda sewaktu melakukan agresi militer ke Indonesia.
Serangan Belanda yang dinamakan dengan Operasi Lumpur, yakni operasi yang bertujuan untuk menguasai adanya pertambangan minyak, yang letaknya ada di sebelah Kota Rengat dan di Air Molek, terjadi pada 5 Januari 1949.
Sebuah pesawat terbang di langit, yang dijuluki dengan Cocor Merah, yakni pesawat tempur pengebom berjenis p-51 Mustang. Pesawat itu menjatuhkan bom di jalan raya, yang mayoritas dalam kondisi ramai, bahkan juga padat pemukiman.
BACA JUGA:
Pelabuhan Tua Bagansiapiapi, Saksi Bisu Peristiwa Bagan Bertempur
Ritual Talam 2 Muka, Benarkah Ajaran Syirik?
Mengenal Suku Talang Mamak, Dulu Menganut Kepercayaan Animisme
Tentara Belanda juga melakukan serangkaian tembakan, yang menyerang orang-orang yang ada di bawah. Lalu, sekitar pukul 11.00 WIB setelah pesawat Mustang itu menghilang, ada 180 orang penerjun payung udara diterjunkan di daerah Sekip dekat dengan Rengat.
Menurut buku Westerlings Oorlog (1999), para penerjun payung yang dipimpin oleh Letnan Rudy de Mey, mendapatkan perlawanan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), yang menjadi penyebab adanya pertumpahan darah di Rengat.
Adanya tujuan penyerangan di Kota Rengat tersebut, awal mulanya memang adanya keinginan Belanda untuk menguasai minyak yang ada di daerah kota tersebut. Mereka secara membabi-buta menumpahkan darah di Kota Rengat, agar mereka dapat menduduki kota tersebut.
Pertumpahan darah saat diturunkannya kelompok penerjun payung oleh Belanda itu, dibalas dengan perlawanan sengit oleh TNI. Setelah itu, mereka juga membalasnya dengan tembakan senjata api.
Belum selesai sampai di situ. Beberapa waktu kemudian, datang tujuh pesawat berjenis Dakota membawa sekitar 180 pasukan khusus Belanda (Korps Speciale Troepen atau KST), yang diterjunkan guna menduduki wilayah Rengat. Hal itulah yang menjadi penyebab dari kematian sekitar 80 orang militer serta sipil.
Kini, dibangun Tugu 5 Januari 1949, untuk memperingati kisah bersejarah ini. Tugu ini berdiri tegak tepat berada di depan rumah dinas Bupati Inhu.