BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Salah satu pulau terluar Indonesia yakni Pulau Rupat di Provinsi Riau, yang juga didiami oleh suku pertama Akit.

Ternyata mayoritas masyarakatnya beragama Buddha. Makanya di pulau ini, pengunjung dapat menjumpai kelenteng bersejarah.

Kelenteng Cin Buk Kiong disebut sebagai kelenteng tertua di Pulau Rupat. Kelenteng itu diketahui sudah berdiri 123 tahun, yang tereletak Desa Titi Akar, Pulau Rupat, Riau.

Rumah ibadah tersebut merupakan kelenteng tertua, untuk warga keturunan Tionghoa. Secara arti, Cin Buk Kiong adalah semangat giat bekerja.

Sejalan dengan tulisan aksara mandarin di dalamnya Cin Cok Khum Lei Un Phi Liok Hap, yang berarti mengimbau masyarakat bekerja keras dan akan mendapat faedahnya.

Suku Akit merupakan suku asli yang ada di Pulau Rupat. Keberadaannya berbaur dengan suku Melayu, yang juga banyak menghuni Pulau Rupat.

Sosok Naga Kilin

Layaknya kelenteng pada umumnya. Warna merah mendominasi bangunan peribadahan umat Buddha itu. Hadir juga sosok binatang mitos naga, kilin hingga harimau. Di depan kelenteng juga dapat dijumpai satu bangunan terpisah yang masih merupakan satu kesatuan.

Menariknya, kelenteng ini dibangun persis menghadap Selat Morong, yang dipercaya membawa keberuntungan sesuai kata fengshui. Dalam perjalanannya, kelenteng ini juga telah mengalami beberapa kali renovasi.

Materialnya juga cukup unik, seperti genteng yang didatangkan dari Singapura hingga lantainya yang berbahan batu granit asal China.

Hanya yang menjadi kekhasan, kelenteng ini menyimpan banyak patung dewa-dewi di setiap ruangannya. Beberapa yang utama adalah Dewa Tio Wan Soe, Khong Wan Soe dan To Shi Kong yang dikenal juga sebagai panglima perang.

Umumnya kelenteng ini ramai dikunjungi oleh warga setempat dan mencapai puncaknya saat perayaan malam Tahun Baru.