• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Legenda Batu Kapal, Karam dan Menjadi Batu Karena Dikutuk Ibunya

    Batu Kapal di Natuna Kepri (Dok. naldoleum.com)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Pernah dengar Legenda Batu Kapal? Ini adalah legenda yang ada di Kabupaten Natuna Kepulauan Riau (Kepri).

    Batu Kapal merupakan sebongkah batu granit, yang menyerupai sebuah kapal yang sangat besar, yang terletak di Keluarahan Ranai Kecamatan Bunguran Timur-Natuna.

    Kalau dilihat dari sudut depan, batu tersebut mirip dengan haluan kapal atau kapal besar yang sedang bertengger di pelabuhan.

    Batu Kapal merupakan objek yang berdampingan dengan Batu Sindu, yang juga mempunyai legenda tersendiri.

    Dari cerita rakyat, dahulu kala adalah sebuah kapal besar yang sarat akan muatan, pemilik kapal ini adalah seorang pemuda yang sombong, serta seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya.

    Ketika sang pemuda sudah menjadi orang sukses dan kaya raya. Ibunya masih tetap hidup dalam serba kekurangan. Sang ibunda sudah lama menanti kepulangan anak tercintanya, dari kampung seberang.

    Akhirnya, berita kepulangan anak sampai di telinga ibunda melalui kabar dari tetangga. Sang ibunda mendengar seorang pemuda kaya yang pulang untuk memamerkan harta kekayaannya.

    Sang ibu pun langsung menuju ketempat dimana kapal berlabuh untuk melihat seorang anak yang lama sudah tak dijumpainya. Rindu dalam dada seolah sirna, ketika dia melihat putranya sudah menjadi seorang yang sukses.

    Ketika itu pula, ia berlari dan ingin memeluk sang anak. Melihat ada seorang wanita tua renta yang datang dan ingin memeluknya, maka ia pun menepis tangan sang ibunda.

    Bahkan, sang pemuda menyangkal bahwa wanita tua renta tersebut bukanlah ibu yang telah melahirkannya. Dengan rasa malu yang teramat sangat untuk mengakui itu adalah ibu kandungnya, keangkuhan sang pemuda mengalahkan segalanya.

    Ia menghardik sang ibu serta mengusirnya dari kapal dengan cara menendangnya. Sontak, seakan tak percaya, kerinduan bertahun tahun seorang ibu dibalas dengan hardikan dan makian, serta tendangan dari anak kandunganya sendiri.

    Ketika itu pula rindu berubah menjadi murka, lalu secara spontan sang ibu berdoa agar sang pemuda mendapat bala dari yang Maha Kuasa.

    Seketika itu pula, doa ibu diijabah oleh Tuhan YME, langit menghitam disertai dengan badai dan gemuruh yang dahsyat.

    Angin topan mengamuk, sehingga menerbangkan apa apa yang ada di sekitaran kapal, gelombang meninggi menghempas kapal sang pemuda hingga terbelah menjadi dua.

    Sang pemuda karena takutnya berlari ke buritan kapal untuk menyelamatkan diri, namun semuanya sudah terlambat. Kapal beserta isi termasuk sang pemuda, berubah menjadi batu. Hingga kini masyarakat kabupaten natuna menyebutnya Batu Kapal.

    Perhiasan di Batu Kapal

    Menurut beberapa cerita orang dahulu, warga sering menemukan manik-manik dan aksesoris perhiasan, di sekitaran kapal.

    Jika air sedang pasang dan saat gelombang menghantam buritan di batu kapal itu, akan terdengar suara seperti mengucapkan ‘Bu, bu, bu’. Suara tersebut konon adalah suara sang pemuda memohon ampun pada ibunya.

    Nah, tak jauh dari lokasi batu kapal ini, terdapat Pulau Kemudi dan Pulau Jantai, tepatnya di kecamatan Bunguran Selatan.

    Konon ceritanya, ini adalah kemudi dan rantai kapal yang terpental karena hantaman badai yang dahsyat saat proses kutukan terjadi.