Kampung Tua Terih dan Altar Sepanjang 75 Meter Menghadap Pantai
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Potensi kampung tua yang tersebar di pesisir mengelilingi pulau Batam, sudah mulai memperkaya pariwisata Batam dan Kepulauan Riau (Kepri).
Kampung tua mulai berkembang menjadi objek wisata budaya, dengan kearifan masyarakatnya.
Salah satu kampung tua yang telah berkembang menjadi destinasi wisata adalah Kampung Terih, yang ada di Kecamatan Nongsa, Batam.
Kampung Terih sendiri sebenarnya sudah ada sejak 1991 silam, namun baru dijadikan lokasi wisata pada 2017 lalu.
Disebut sebagai Kampung Terih, diketahui terih adalah batu yang bulat, pipih, licin, dengan warna agak kemerahan.
Dan kampung ini banyak ditemui batu terih, khususnya di pinggir pantai. Oleh karena itu, kampung ini akhirnya diberi nama Kampung Terih.
Kampung Terih menyajikan pariwisata pantai, yang dipadu dengan kekhasan makanan tradisional Melayu.
Di sini, pengunjung akan menemukan makanan tradisional Melayu seperti Lakse, Roti Jala, Nasi Lemak, dan makanan tradisional lainnya.
Sampai di kampung ini, kita akan disambut dengan altar sepanjang 75 meter, yang langsung menghadap ke pantai.
Air di Pantai Terih ini sangat jernih, di ujung altar juga, terdapat beberapa perahu kecil.
Tak jauh dari situ, ada hutan mangrove yang bisa turis telusuri di atas jembatan sepanjang kurang lebih 100 meter.
Spot Foto Berubah Sesuai Moment
Dikembangkan oleh komunitas Penjelajah Alam Kepri (Pari), Kampung Terih yang berjarak sekitar 30 menit dari pusat Kota Batam ini, juga menyajikan spot menarik bagi kaum muda.
Di pantai ini juga, tersedia banyak lokasi berfoto yang selalu berubah-ubah sesuai dengan perayaan hari besar nasional.
Mulai dari momen hari kemerdekaan, tema perayaan imlek, lebaran, dan hari besar lainnya.
Dengan adanya pengembangan destinasi wisata di desa ini, masyarakat Kampung Terih sudah mulai bisa memperoleh manfaat dari berkembangnya kampung yang dihuni 27 Kepala Keluarga (KK) ini.
Masyarakat yang sebelumnya hanya mencari nafkah lewat profesi nelayan, kini sudah bisa menambah penghasilan dengan menyediakan jasa bagi pengunjung yang selalu memadati kawasan ini.
Berbagai fasilitas utama seperti kamar mandi, musala, dan parkir kendaraan, juga dilengkapi pihak pengelola, agar mampu menopang kebutuhan para wisatawan yang datang.