• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Menikmati Biru Sembari Berjalan di Hutan Mangrove di Tanjung Motong

    Hutan Mangrove di Tanjung Motong Riau (Dok. mirwans.com)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Kabupaten Kepulauan Meranti di Riau, merupakan salah satu pulau yang terdapat banyak pantai yang bersebelahan dengan Selat Melaka. 

    Salah satunya yakni Pantai Tanjung Motong. Pantai ini berlokasi di ujung barat Pulau Rangsang, tepatnya di desa Permai. Itu artinya, pantai ini juga tidak begitu jauh dari Pelabuhan Peranggas.

    Pantai ini kini sudah menjadi sebuah tempat nongkrong bagi anak-anak Rangsang Barat dan Rangsang Pesisir.

    Memang, di pulau ini tidak begitu banyak lokasi wisata yang bisa di kunjungi, kecuali hanya pantai lumpur seperti Pantai Tanjung Motong ini yang di padukan dengan pemandangan hutan mangrove.

    Meskipun pantai ini telah mengalami abrasi selebar 10 kilometer dengan panjang 260 meter. Namun, pantai Tanjung Motong ini sudah diberdayakan sedemikian rupa, sehingga menjadi layak untuk dijadikan salah satu objek wisata di Selatpanjang.

    Pantai Motong ini sangat indah, dari pantai ini kamu bisa melihat laut Selat malaka yang luas dan tenang.

    Ada juga bebatuan yang sengaja diletakkan di pinggir pantai, sebagai pemecah ombak. Bebatuan inilah yang kemudian menambah daya tarik dan keeksotisan pantai.

    Di pinggir pantai ini sudah di letak bebatuan, agar bisa menahan ombak yang datang sehingga pantai ini tidak mengalami abrasi lagi.

    Selain itu, sudah dibuat dua jembatan yang mengarah ke laut. Sehingga para pengujung bisa merasakan angin sepoi-sepoi di laut, tanpa menginjak pantai lumpur.

    Ada juga pondok-pondok kecil yang terbuat dari kayu dan pelepah rumbia dan pendopo di pinggir pantai ini, yang bisa dijadikan tempat bersantai sambil menikmati kuliner yang ada.

    Di sini, kamu bisa menikmati beberapa kuliner termasuk Mie Sagu, yang merupakan kuliner khas Meranti. Disini terdapat cafe sederhana yang siap menyambut kedatangan kita.

    Selain itu ada juga pondopo kecil dan peranginan yang dibuat secara tradisional (dari atap daun rumbia/ daun sagu) untuk bersantai dan melepas lelah di sini.