Gurindam 12 Pasal 8, Nasihat untuk Berprasangka Baik
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Gurindam secara sederhana memiliki arti sebagai sebuah puisi. Gurindam 12 adalah sekumpulan syair, yang diciptakan oleh Raja Ali Haji di Pulau Penyengat.
Yakni seorang sastrawan di Kepulauan Riau (Kepri) pada masanya dan diakui sebagai salah satu Pahlawan Nasional.
Mengenai sebab-sebab Raja Ali Haji menciptakan gurindam, adalah sebagai mas kawin yang diberikan kepada Engku Puteri Hamidah yang tinggal di Pulau Penyengat.
Mas kawin ini dipahatkan di batu marmer sebagai bukti rasa cintanya.
Dalam kata-kata yang termaktub di gurindam tersebut sangat kental sekali nuansa keislaman.
Karena gurindam memang berisi wejangan maupun nasehat, yang sangat berguna dan bersifat universal bagi masyarakat, khususnya masyarakat dimana Raja Ali Haji itu tinggal, yaitu masyarakat Melayu.
Hal ini dimungkinkan karena dominannya unsur Islam dalam kehidupan bermasyarakat di kebudayaan Melayu sebagai dampak dari lancarnya proses Islamisasi di wilayah tersebut, khususnya kepulauan Riau.
Ini Gurindam 12 Pasal 8 :
Barang siapa khianat akan dirinya,
Apalagi kepada lainnya.
Kepada dirinya ia aniaya,
Orang itu jangan engkau percaya.
Lidah yang suka membenarkan dirinya,
Daripada yang lain dapat kesalahannya.
Daripada memuji diri hendaklah sabar,
Biar dan pada orang datangnya khabar.
Orang yang suka menampakkan jasa,
Setengah daripada syirik mengaku kuasa.
Kejahatan diri sembunyikan,
Kebaikan diri diamkan.
Keaiban orang jangan dibuka,
Keaiban diri hendaklah sangka.
Makna yang Terkandung :
Barang siapa khianat akan dirinya.
Apalagi kepada lainnya.
Artinya : Orang yang ingkar dan aniaya terhadap dirinya sendiri tidak dapat dipercaya.
Kepada dirinya ia aniaya.
Orang itu jangan engkau percaya.
Artinya : Jangan percaya terhadap orang yang suka menganiyaya orang lain.
Lidah suka membenarkan dirinya.
Daripada yang lain dapat kesalahannya.
Artinya : Jangan suka menyalahkan orang lain, dan mengganggpa bahwa diri kita paling benar.
Daripada memuji diri hendaklah sabar.
Biar daripada orang datangnya kabar.
Artinya : Pujian tidak usah dibuat sendiri tapi tunggulah datangnya dari orang lain.
Orang yang suka menampakkan jasa.
Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa.
Artinya : Jangan menginginkan imbalan dari setiap jasa yang telah kita perbuat.
Kejahatan diri disembunyikan.
Kebajikan diri diamkan.
Artinya : Sifat-sifat jelek dalam diri kita jangan ditampakkan, begitu pula kebaikan-kebaikan yang telah kita perbuat.
Ke’aiban orang jangan dibuka.
Ke’aiban diri hendaklah sangka.
Artinya : Jangan membuka aib atau keburukan dari orang lain, kesalahan diri sendiri harus disadar.