• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Gereja ini Miliki Jam Tua yang Masih Berdetak Hingga Kini

    Gereja Paroki Santo Petrus Bagan Siapiapi di Riau (Dok. bayuwinata.com)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Kota Bagan Siapiapi di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau, memiliki julukan Via Lumiere atau Kota Cahaya. Karena kelap kelip lampu kota Bagan Siapiapi di malam hari, yang memberikan warna.

    Sejak zaman Belanda berkuasa di tanah air, berbagai macam fasilitas dasar dibangun, seperti pembangkit listrik, air bersih, dan rumah sakit untuk menunjang kota Bagan Siapiapi.

    Setelah tahun 1928, didirikan sekolah dan gereja atas permintaan pemerintahan Belanda saat itu. Seorang Pastur dan 4 orang suster mendirikan sekolah dan gereja di kota Bagan Siapiapi.

    Gereja Paroki Santo Petrus Bagan Siapiapi ini kini berada di jalan Mawar, di depan sekolah Yayasan Bintang Laut.

    Di awal pembukaan sekolah, hanya ada 27 orang murid, diantaranya adalah 8 orang murid Tionghoa. Gereja dan sekolah menjadi penanda masuknya katolik di Bagan Siapiapi.

    Berusia 90 tahun

    Gereja ini memiliki berbagai keunikan dan ornamen khas, yang ternyata tidaklah sepele. Seperti pintu setinggi lima meter, yang terbuat dari kayu kulim/ ulin yang dicat putih.

    Kaca patri gereja, bahkan didatangkan langsung dari Eropa. Kaca patri ini berjumlah enam dan berada di sisi kiri dan kanan gereja.

    Di kaca patri, terdapat simbol-simbol yang unik. Selain kaca patri, patung jesus dan bunda maria juga didatangkan langsung dari Eropa.

    Kontruksi gereja terbuat dari kayu kulim. Lantai, dinding, hingga ke atap gereja, semua menggunakan konstruksi kayu. Sejak berdiri di tahun 1928 hingga sekarang, tidak ada perubahan dari bentuk gereja.

    Di lantai dua, terdapat bagian yang unik. Sebuah mesin jam yang dibawa langsung dari German berada di sini. Jam tua ini dicat hijau dengan jantung jam di pendulum mekanis dan pemberat.

    Pergerakan jam bergantung dengan gravitasi. Suara “ trak, trak” dari mesin tertangkap telinga saat saya berdiri di sebelah jam. Menurut Yusuf, jam ini sudah ada sejak tahun 1930.

    Untuk melihat wujud jam, bisa terlihat dari halaman depan gereja, dan jam tersebut ada di bagian puncak gereja.

    Sebuah jam tua klasik dipayungi atap seng terlihat. Angka-angka romawi yang berukuran besar serta jarum besi terlihat jelas.