• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Kelenteng Hock Siu Kong, Tertua Di Siak Riau

    Kelenteng Hock Siu Kong di Riau (Dok. kompas.com)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Konon, pada zaman Sultan Syarif Kasim II memerintah Kesultanan Siak Sri Indrapura, ia mengundang masyarakat asal China untuk bermukim di Siak.

    Sultan mengundang masyarakat China, dengan tujuan mengajarkan masyarakat Siak cara berdagang.

    Sebagai apresiasinya, Sultan kemudian mengizinkan para pendatang China, untuk mendirikan sebuah bangunan untuk beribadah sesuai kepercayaan mereka.

    Inilah yang mendasari bangunan beribadah masyarakat China, masih berdiri di Siak, yakni kelenteng Hock Siu Kong.

    Tercatat, kelenteng ini berdiri tahun 1898, ditandai dengan tulisan tahun di bawah patung singa di kelenteng tersebut.

    Sultan Syarif Kasim II memiliki orang China kepercayaan, untuk mengatur desain istananya.

    Yang mana, mulai dibangun tahun 1889 dan selesai dibangun sembilan tahun kemudian, yakni 1898.

    Meski sudah berusia ratusan tahun, kelenteng Hock Siu Kong ini berada dalam kondisi sangat baik.

    Hingga saat ini, semua bangunan masih mempertahankan bangunan asli, hanya ditambahkan sayap bagian kanan dan kirinya saja.

    Dari meja altar, patung, sampai papan nama kelenteng memang tampak telah berumur, namun masih terawat dengan sangat baik.

    Ukiran pintu dan dinding yang terlihat rumit memperlihatkan, jika kelenteng ini dibuat oleh orang yang memiliki keahlian tinggi.

    Seperti kelenteng lainnya, warna merah mendominasi dengan ukiran naga di atap, serta lukisan para dewa di dinding halaman kelenteng.

    Sampai saat ini kelenteng Hock Siu Kong, masih menjadi tempat ibadah masyarakat keturunan China di Siak.

    Tak jauh dari kelenteng Hock Siu Kong, sekitar 20 meter, ada permukiman masyarakat keturunan China.

    Permukimannya merupakan ruko, yang terbuat dari kayu dengan cat warna merah seragam.

    Dari penampakannya, bangunan ruko terlihat sama tua dengan kelenteng. Uniknya, semua papan nama ruko di permukiman ini menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Arab.