• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Benteng 7 Lapis, Pertahanan Terakhir Kaum Paderi di Riau

    Benteng 7 Lapis di Riau (Dok. potretnews.com)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Saksi bisu perjuangan para pejuang menghadapi kolonial Belanda, juga banyak terdapat di Provinsi Riau, salah satunya yakni Benteng Tujung Lapis.

    Benteng ini dikenal juga dengan nama Benteng Aur Kuning, dan terletak di Desa Dalu-Dalu Kelurahan Tambusai Tengah, Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu atau Rohul, Provinsi Riau.

     BACA JUGA:

    Mengenal Kesultanan Nagari Tuo Yang Wariskan Istana Rokan

    Gagahnya Jembatan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah di Atas Sungai Siak

    Haven Meester Pekanbaru, Saksi Bisu Pergerakan Kapal Ke Singapura

    Benteng Tujuh Lapis merupakan bukti perjuangan Pahlawan Nasional Tuanku Tambusai dan pasukannya. serta masyarakat Dalu-Dalu, dalam bertahan menghadapi serangan penjajah Belanda.

    Menurut catatan sejarah, Benteng Tujuh Lapis Dalu-Dalu tidak terlepas dari sejarah Perang Paderi yang terjadi di wilayah Sumatera Barat (Sumbar) dan daerah-daerah yang berada disekitarnya.

    Selain itu, keberadaan benteng ini tidak bisa dilepaskan dari ketokohan Tuanku Tambusai, dalam menentang penjajah Belanda khususnya di daerah Tambusai (Dalu-Dalu).

    Pembangunan Benteng tersebut, diperkirakan sekitar tahun 1830. Benteng Tujuh Lapis Dalu-Dalu atau Kubu Aur Berduri ini, merupakan benteng yang terbuat dari tanah berupa gundukan berbentuk tanggul setinggi lebih kurang 3 meter.

    Selain itu, di sekitar benteng juga dibangun parit-parit pertahanan. Pembangunan benteng ini, memanfaatkan kondisi lingkungan alam dan geografis yang sangat strategis.

    Guna menghambat laju gerakan musuh, dahulunya di sekitar benteng juga ditanami dengan bambu. Serta pos-pos penjagaan di tiap-tiap penjuru benteng. Pada bagian dalam benteng (tengah), dahulunya terdapat bangunan-bangunan guna kepentingan militer.

    Benteng Pertahanan Terakhir Kaum Paderi

    Sebagai catatan Benteng Tujuh Lapis Dalu-Dalu ini, merupakan kubu pertahanan terakhir Kaum Paderi, dalam melawan penjajah Belanda yang dipimpin oleh Tuanku Tambusai.

    Secara arkeologis, benteng ini mempunyai keunikan arsitektur, baik dalam penggunaan teknologi bahan bangunan maupun bentuknya (denah dasarnya).

    Secara fisik, benteng ini terdiri dari tujuh lapis gundukan tanah dengan ketinggian antara 3 sampai 5 meter.

    Di antara masing-masing gundukan tanah terdapat parit dengan lebar bervariasi antara 5 – 20 meter. Pembuatan gundukan dan parit ini berfungsi untuk menghalangi musuh masuk.

    Berdasarkan bentang alam Tambusai, benteng ini sangat strategis letaknya. Benteng ini terletak diantara aliran sungai dan lereng bukit.

    Dengan kondisi benteng seperti ini sangat sulit bagi Belanda dapat merebut benteng karena bentuk benteng berlapis-lapis dan ada sungai sebagai pemisah dengan dataran di sebelah timur.