Makam Marhum Buantan, Miliki Arsitektur Kubah Hijau Nan Megah
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Pernah mengenal sosol Marhun Buantan?
Ini adalah gelar yang diberikan kepada Sultan Abdul Djalil Rakhmadsyah, setelah beliau mangkat.
Kini, makam Marhum Buantan ini terletak di Buantan, tepatnya di Desa Langkai Kabupaten Siak Riau.
Jika menelusuri Sungai Siak sejauh sekitar 15 menit menaiki Speed Boat 25 PK, maka pengunjung akan dapat jumpai desa tersebut.
Konon, desa ini dahulunya merupakan pusat Kerajaan Siak yang pertama. Pendirinya adalah Sultan Abdul Djalil Rakhmadsyah dan sering disebut dengan Raja Kecik pada tahun 1725 – 1746 M.
Makam ini menjadi salah satu makam sejarah yang paling banyak dikunjungi para wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri yang ingin menyaksikan bukti-bukti sejarah Kerajaan Siak di masa dahulu.
Kawasan Buantan ini merupakan pusat Kerajaan Siak pertama kalinya. Raja Kecik gigih memperjuangkan kekuasaan ayahandanya di Johor, hingga akhirnya ia wafat pada tahun 1745 dan dimakamkan di daerah Buantan tersebut.
Makam Raja Kecik dibangun dalam bangunan yang kokoh dan megah, menyerupai masjid dengan arsitektur yang indah.
Dengan kubah hijau yang megah dan cat hijau berwarna hijau lumut, membuat objek wisata ini terlihat mencolok dan megah.
Letaknya di tepi Sungai Siak (Sungai Jantan) yang tak jauh dari Kolam Hijau, membuat makam ini selalu dikunjungi para penziarah yang datang dari berbagai daerah.
Ruangan di dalam makam cukup luas dan bisa menampung puluhan peziarah, yang ingin mendoakan atau membaca yasin.
3 Makam Orang Besar
Makam yang ada di komplek makam Raja Kecik ini terdiri dari tiga pemakaman, yakni makam Raja Kecik, makam Panglima Kerajaan dan makam para alim ulama asal Taluk Kuantan.
Makam Raja Kecik terdiri dari batu hitam berbentuk persegi dan bertingkat, dengan ditutup kain berwarna keemasan.
Para peziarah yang datang biasanya duduk di sekeliling makam, ada yang membaca Yasin dan berdoa.
Komplek Makam Raja Kecik di Siak ini dijadikan sebagai objek wisata religi, yang ramai dikunjungi orang pada musim-musim tertentu.
Misalnya saat akan Ramadhan dimana umumnya masyarakat melakukan ziarah kubur.
Selain itu para budayawan, sejarawan dan peneliti pun banyak yang datang, untuk melihat langsung bukti sejarah Kerajaan Siak.
Demikian juga masyarakat setempat, juga banyak yang datang berkun jung ke pemakaman untuk sekedar melakukan ziarah.