• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Air Sumur di Masjid Pekanbaru yang Dipercaya Mujarab

    Tiang bangunan Masjid Raya Pekanbaru di Riau (Dok.  jawapos.com)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Di Pekanbaru Provinsi Riau, terdapat masjid tertua sisa peninggalan Kesultanan Siak.

    Masjid tersebut hingga kini masih digunakan sebagai tempat beribadah umat Islam, yakni Masjid Raya Senapelan atau Masjid Raya Pekanbaru.

    Terletak di Jalan Masjid Raya, Kelurahan Kampung Bandar, Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru, masjid ini dibangun pada tahun 1762.

    Pada awal dibangun, masjid ini berukuran kecil dan terbuat dari kayu. Setelah dilakukan revitalisasi besar-besaran, bangunan masjid menjadi lebih besar dan megah.

    Saat ini, kamu bisa melihatnya sebagai sebuah masjid megah, didominasi warna kuning khas Melayu dan berkubah besar.

    Sumur Tua yang Ditutup

    Dahulu, di masjid tersebut terdapat sebuah sumur tua yang airnya dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.

    Konon, mujarabnya air sumur tersebut, sampai terdengar ke negeri tetangga.

    Bahkan, wisatawan dari Singapura, Brunei Darussalam dan Malaysia datang untuk membuktikannya. Sekarang sumur telah ditutup karena beberapa alasan.

    Uniknya, di dalam bangunan masjid yang didirikan pada masa Kerajaan Siak Sri Indrapura tersebut  terdapat enam menara.

    Berwarna putih kombinasi hijau dan kuning emas, sekilas keenam menara tersebut tampak seperti tiang penyangga bangunan.

    Keenam menara yang berada di dalam bangunan masjid tersebut, sebenarnya adalah tiang asli dari bangunan lama Masjid Raya Pekanbaru.

    Usai direvitalisasi pada 2009 lalu, sebagian besar kontruksi asli masjid dirubuhkan.

    Selain tiang, bangunan masjid yang masih dipertahankan yaitu pintu gerbang.

    Namun, tiang-tiang asli masjid peninggalan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah di abad ke-18, awalnya ada 26 tiang.

    Yang dipertahankan pada saat dilakukan revitalisasi saat itu, untuk mempertahankan untaian sejarahnya.

    Sedangkan 6 tiang yang saat ini berupa menara, sebelum direvitalisasi merupakan tiang penyangga tengah masjid atau soko guru bangunan.

    Agar tampak indah, keenam tiang tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga menjadi menara, lengkap dengan kubahnya.

    Setiap bulan suci Ramadan, masjid tua ini kerap menggelar berbagai kegiatan, mulai dari Kultum seusai salat lima waktu.

    Masjid ini juga kerap mendatangkan ulama dari Timur Tengah, sebagai imam pada saat Salat Tarawih.

    Selain sebagai pusat syiar Islam di Senapelan, masjid bersejarah ini juga kerap menggelar kegiatan-kegiatan sosial.

    Kegiatan sosial tersebut terdiri dari menyediakan ratusan porsi takjil selama Ramadan dan juga menyantuni puluhan anak yatim.