• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Alasan Nelayan di Pesisir Batam Enggan Melaut

    Said, nelayan di Batam Kepri yang beralih profesi menjadi buruh)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Hujan deras disusul angin yang kencang, kerap terjadi di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di daerah perairan.

    Kondisi itu ternyata membuat para nelayan enggan melaut.

    Sebagian dari nelayan di pesisir Batam, lebih memilih untuk bekerja sampingan di daratan. Cuaca buruk tak memungkinkan mereka untuk turun melaut.

    Said (45), warga Tanjung Uma, Kecamatan Lubuk Baja Batam salah satunya. Dia bahkan lebih memilih kerja di daratan dan menjadi buruh kasar.

    "Dulu saya ini nelayan. Tapi sekarang sudah tidak lagi," kata Said, Jumat (12/11/2021).

    Dia mengatakan, jika kondisi cuaca seperti sekarang ini, nelayan tak ingin ambil resiko.

    Akan sangat berbahaya, jika para nelayan turun ke laut mencari ikan dengan kondisi gelombang dan angin kencang.

    Apalagi saat angin utara melanda. Fenomena alam itu, menjadi salah satu penyebab mereka ogah berlayar di lautan.

    "Resikonya besar. Namanya juga faktor cuaca. Apalagi di laut itu cuacanya sudah beda lagi sama di darat. Gelombang, angin kencang, ditambah hujan deras sangat beresiko bagi nelayan," ujarnya.

    Namun sebalik itu, potensi tangkapan ikan malah semakin besar. Semakin cuaca buruk, semakin tinggi pula hasil tangkapan.

    "Kalau sekarang ini lagi musim Tenggiri (jenis ikan). Udang juga banyak," kata Said.

    Musim Tenggiri memang salah satu yang dinantikan oleh para nelayan. Ikan itu, bernilai ekonomi tinggi sebab banyak diburu pasar.

    "Ya, ikan tenggiri memang enak, banyak gizinya juga. Harga pun lumayan lah. Jadi momen seperti ini memang ditunggu kami para nelayan dulu," ujar dia.
    N
    Tenggiri banyak di perairan Pulau Putri, berada 1 kilometer di lepas Pantai Nongsa, Batam.

    Para nelayan biasanya memulai aksinya pada siang hingga malam hari. Namun mengingat kondisi anomali cuaca, mereka hanya beraktivitas pada siang hari saja.

    Berhenti Melaut, Pilih Kerja di Daratan

    Said kini memilih untuk menjadi buruh bangunan. Bukan tanpa sebab, ia mengaku jika melaut di masa sekarang ini, lanjutnya, tak menjamin keberlangsungan hidup keluarga.

    Apalagi seperti saat ini, pencemaran lingkungan dimana-mana. Laut juga jadi imbasnya. 

    "Limbah dimana-mana. Laut tercemar. Mana ada lagi ikan kalau gitu. Jelas-jelas sama seperti manusia, jika tempatnya di ganggu maka akan pergi ke tempat lebih aman," katanya.

    Kondisi itu membuat hasrat melautnya sirna. Ditambah lagi ada keluarga yang harus dinafkahi.

    Jika tak tercukupi, tentu cara lain ialah mencari pekerjaan yang dapat menopang hidup dimasa paceklik seperti saat ini.

    "Ya, begitu lah. Susah senang jadi nelayan. Jika rezekinya bagus, ikan banyak didapat. Tapi kalau seperti sekarang ini susah, tambah lagi cuaca buruk," ujarnya.