Adat Upah-upah, Ritual Sediakan Kepala Kerbau
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Jika pernah mendengar adat Tepung Tawar ala Melayu Kepulauan Riau (Kepri), pasti akan ada juga tradisi adat Upah-Upah.
Adat ini bermakna nasehat, doa, mempererat hubungan silaturahmi, memupuk rasa syukur.
Bisa juga bermakna pengembalian dan elaborasi spirit (semangat), atau dalam bahasa melayunya, pengembalian tondi seseorang atau kelompok.
Ada 3 ragam jenis Upah-upah yang biasa dilaksanakan masyarakat Melayu Kepri :
Upah-upah karena tercapai sebuah hajat, keinginan atau cita-cita. Lalu, Upah-upah yang dilaksanakan karena sembuh dari sakit.
Serta, Upah-upah Selamat, dan Upah-upah yang dilaksanakan khusus karena peristiwa-peristiwa tertentu.
Setiap digelar Upacara Upah-upah, biasanya selalu dilengkapi dengan bahan-bahan makanan tertentu.
Bahan-bahan makanan yang tersedia di acara upah-upah, memiliki tingkatan-tingkatan.
Hal tersebut terkait dengan niat atau nazar yang telah diucapkan, serta kemampuan ekonomi yang mempunyai hajat.
Secara umum disebut nasi Upah-upah,, yaitu nasi berikut lauk-pauk sesuai tingkatan upah-upah.
Pada tingkatan biasa, makanan yang tersedia antara lain hati ayam yang dipanggang, telur ayam rebus yang telah dikupas, udang di pais/goreng atau di kupas, beras kunyit, nasi pulut kunyit dan sayur mayur.
Lalu, pada tingkatan lengkap, juga menyediakan gulai kepala kambing dan bagian-bagian tubuh kambing yang dapat dimakan selain kepala. Kebanyakan masyarakat Melayu membuatnya menjadi gulai kambing.
Nah, pada tingkatan sangat lengkap, biasanya ditambah dengan gulai kepala kerbau, serta bagian-bagian tubuh kerbau yang dapat dimakan.