• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Tari Merawai, Hampir Punah Tergerus Tari Modern

    Tari Merawai yang biasanya dibawakan Orang Laut di Kabupaten Lingga Kepri (Dok. disbud.kepriprov.go.id)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Jika bicara soal tarian tradisional, maka Tari Merawai patut diperhitungkan.

    Pasalnya, tarian ini merupakan kesenian khas Orang Laut, yang tidak ditemukan di daerah lainnya selain di Kabupaten Lingga Kepulauan Riau (Kepri)

    Merawai merupakan tari tradisional yang berasal dari Pulau Lipan, Kecamatan Selayar, Kabupaten Lingga.

    Biasanya, Tari Merawai dipertunjukkan sebagai hiburan untuk mengisi waktu senggang.

    Sayangnya, tarian ini sudah hampir punah, karena masyarakat sudah jarang menampilkannya lantaran tergeser teknologi serta musik modern.

    Pengisi Waktu Senggang

    Merawai merupakan tarian yang berfungsi untuk hiburan pengisi waktu, di kala senggang oleh Orang Laut.

    Gerakan tariannya sederhana, seperti orang merawai di laut. Yakni, menimba, mendayung, merawai dan mengemudi. Awalnya, Tari Merawai hanya dimainkan Orang Laut.

    Beberapa sanggar kesenian yang ada di Kabupaten Lingga, masih menampilkan tarian Merawai dalam event kesenian.

    Namun, personilnya tidak lagi Orang Laut. Penarinya juga bebas dikreasikan dan tidak lagi semuanya wanita.

    Termasuk juga alat musik yang mengiring tari merawai, juga dipadukan alat masuk modern.

    Seperti biola, tamborin atau alat musik lainnya. Orang Laut di Pulau Lipan sudah jarang memainkan tari merawai.

    Penampilan terakhir digelar di tahun 2018 saat penyambutan peserta Sail to Kabupaten Lingga.

    Keberadaan tari merawai terancam punah, yang disebabkan kemajuan teknologi.

    Akses ke daerah lainnya semakin terbuka, dengan transportasi laut dan darat yang makin lancar.

    Orang Laut di Pulau Lipan sudah mengenal televisi, ponsel dan menggemari kesenian modern, seperti musik dangdut.

    Kendala lain dalam eksistensi tarian ini, tidak adanya alat musik yang dimilik Orang Laut Pulau Lipan, baik itu gong, gendang atau pun tambur.